Skip to main content
img_berita
Body

Perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu agenda prioritas Pembangunan kesehatan. Secara umum, status gizi masyarakat Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun, namun masih terdapat beberapa indikator gizi yang perlu diperbaiki. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan 13,8% anak di bawah usia lima tahun (balita) mengalami gizi kurang, 3,9% balita mengalami gizi buruk, 30,8% balita pendek, 10,2% balita kurus, 8% balita mengalami kegemukan, dan 48,9% Ibu hamil mengalami anemia yang sebagian besar berasal dari kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebanyak 84,6% (Kemenkes, 2018a). Sementara itu, Laporan Nutrisi Global tahun 2020 mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara yang mengalami dua masalah gizi utama, yaitu anemia dan stunting. Laporan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kesenjangan yang menyebabkan prevalensi balita kurus (wasting) tertinggi di dunia dan balita stunting tertinggi ke-2 di dunia (Global Nutrition Report, 2020).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendapat mandat untuk mengoordinasikan Pilar 2 (dua) Stranas Stunting. Kemenkes berfokus pada Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) sementara Kemenkominfo berfokus pada kampanye nasional. Kemenkes telah menyusun Strategi Nasional Komunikasi Perubahan Perilaku yang bertujuan meningkatkan kesadaran public dan mengubah perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor risiko stunting. Upaya ini dilakukan melalui kampanye Germas dan peningkatan pendidikan tentang gizi pada 1.000 HPK dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif serta aktivitas fisik melalui: a) peningkatan kapasitas kader dan tenaga layanan kesehatan untuk memotivasi kelompok sasaran primer tentang praktik makan gizi pada 1.000 HPK, melakukan pola asuh yang benar pada balita termasuk pemberikan Makanan Penunjang (MP) ASI yang benar, pemanfaatan pola pelayanan kesehatan sesuai dengan program dalam Upaya pencegahan stunting dan b) memotivasi praktik konsumsi makan gizi pada 1.000 HPK sesuai untuk setiap kelompok sasaran.

Untuk mendukung Germas dan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) dalam rangka 1.000 HPK, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) mengembangkan dan menguji coba pendekatan BCD melalui metode Emotional Demonstration (Emo-Demo). Metode Emo-Demo ini bertujuan untuk menggugah emosi dan mengubah perilaku masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu/pengasuh balita agar mau mengadopsi berbagai perilaku kesehatan yang lebih baik, khususnya untuk meningkatkan status gizi dan mencegah stunting. Metode Emo-Demo ini dikembangkan melalui serangkaian studi formatif untuk menyusun dan menguji strategi dan materi perubahan perilaku. Dari hasil studi tersebut, ditemukan 5 (lima) tema utama yang perlu dikembangkan untuk mendukung percepatan pencegahan stunting di Indonesia yaitu pemberian ASI ekslusif, MPASI, Cemilan Sehat ATIKA Sumber Zat Besi, dan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Intervensi untuk mengubah perilaku sasaran untuk 5 (lima) pesan kunci tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam 25 panduan praktik melakukan Emo-Demo di Posyandu.

Berdasarkan hal tersebut, Bapelkes DIY bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk melaksanakan Pelatihan Edukasi Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan Metode Emo – Demo Pada Petugas Kesehatan. Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari efektif, yakni tanggal 09-13 September 2024 dengan menggunakan metode klasikal di Bapelkes Jogja. Jumlah peserta 20  orang yang terdiri dari  20  Puskesmas yang terdi dari tenaga gizi, bidan, promkes dan TP PKK Kecamatan. Pelatihan ini berjumlah 32  JPL dimana setiap JPLnya dengan alokasi waktu 45 menit, dan pratek lapangan 60 menit. Adapun materi pelatihan terdiri dari:

Materi Dasar

  1. Kebijakan dan Strategi Nasional Komunikasi Perubahan Perilaku untuk Perbaikan Gizi pada 1.000 HPK

Materi Inti terdiri dari  4 materi yaitu ;

  1. Konsep Dasar Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku Gizi pada 1.000 HPK  dengan metode Emo – Demo
  2. Pengorganisasian Edukasi Gizi pada 1.000 HPK dengan Metode Emo-Demo di Posyandu. 
  3. Fasilitasi Penyelenggaraan Edukasi Gizi pada 1.000 HPK dengan Metode Emo- Demo di Posyandu
  4. Evaluasi Penyelenggaraan Edukasi Gizi pada 1.000 HPK dengan Metode Emo-Demo di Posyandu.

Materi Penunjang terdiri 3 materi (BLC, RTL dan Anti Korupsi)

Untuk pelaksanaan Praktek Lapangan akan dilaksanakan di Posyandu Karangjambe, Banguntapan yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Banguntapan 3 pada tanggal 12 September 2024