Skip to main content
img_berita
Body

 Di Indonesia data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan bahwa

prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) sejak tahun 2007 – 2018 mengalami peningkatan. Selain itu,

data juga menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran usia pasien PJK yang tadinya banyak terjadi di

usia tua, saat ini PJK juga dialami oleh kelompok usia muda (25 – 34 tahun). Berdasarkan jenis kelamin,

prevalensi PJK terjadi lebih sering pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Penduduk perkotaaan

lebih banyak menderita PJK dibandingkan penduduk pedesaan. Dalam kondisi gawat darurat, PJK

yang tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan henti jantung hingga kematian.

Selain PJK, prevalensi cedera di Indonesia juga mengalami peningkatan. Cedera yang tidak

ditangani dengan baik selain dapat berujung pada kematian juga dapat berujung kecacatan yang

mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan menyebabkan korban tidak produktif dan kehilangan

pekerjaan. Menurut data RISKESDAS tahun 2018 cedera sering terjadi pada penduduk usia produktif

(15 – 24 tahun) yang menyebabkan panca indera tidak berfungsi, kehilangan sebagian anggota badan

dan catat permanen. Laki-laki lebih sering mengalami cedera dibandingkan dengan wanita. Anggota

gerak atas dan bawah adalah bagian tubuh yang paling sering mengalami cedera.

Penanganan yang cepat dan tepat dari mulai pre-hospital hingga intra-hopital oleh perawat

sangat penting untuk mencegah kecacatan dan kematian. Oleh karena itu perawat dituntut untuk

memiliki kompentasi dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan

kardiovaskuler. Salah satu upaya dalam peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui pelatihan

Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). Yang juga merupakan salah satu pelatihan dasar bagi

perawat dalam menangani masalah kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiaovaskuler,

sehinga dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan.

Pelatihan ini dilaksanakan dengan metode Blended Learning, 3 hari daring dan 3 hari klasikal

dan pada tahap klasikal dilaksanakan di RSUD Wonosari bekerjasama dengan Bapelkes DIY. Pelatihan

dilaksanakan pada tanggal 15-17, 20-22 Januari 2025.

Kriteria Peserta Peserta adalah mahasiswa keperawatan semester akhir, perawat fresh graduate atau

perawat dengan jumlah peserta : 25 orang / kelas, total 55 Jam Pelatihan dengan 15 SKP

Tujuan Pelatihan : setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan

kegawatdaruratan akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler tingkat dasar.

Berikut Kompetensi yang harus dicapai oleh Peserta Pelatihan

1.Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

2.Menjelaskan triage pasien.

3.Melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal (initial assessment).

4.Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan jalan napas dan pernapasan (airway and

breathing).

5.Melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thorak dan abdomen,

musculoskeletal dan luka bakar.

6.Melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.

7.Melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.

8.Melakukan evakuasi dan transportasi