Pola Tarif
- Peraturan Gubernur DIY Nomor 19 Tahun 2017
- Peraturan Daerah DIY Nomor 11 Tahun 2023
Data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menyebutkan bahwa prevalensi Asma di DIYogyakarta sebesar 3,5%, sedangkan prevalensi pada laki-laki sebanyak 1,5% dan perempuan 1,8%. PPOK merupakan penyakit yang sangat melemahkan yang merupakan beban kesehatan yang besar dan terus bertambah pada wanita. Pendekatan Praktis Kesehatan Paru diperlukan agar tenaga kesehatan di FKTP mampu menegakkan diagnosis dan tatalaksana Asma dan PPOK dengan cermat dan tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan Asma dan PPOK kepada masyarakat.
Bapelkes DIY mempunyai tugas meningkatkan kapasitas sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat melalui peningkatan kompetensi dan pemenuhan kualifikasi yang bermutu karena telah tersertifikasi sebagai lembaga pelatihan terakreditasi A. Pelatihan Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan Asma di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) telah terlaksana pada tanggal 5-9 Mei 2025 sebanyak 31 JP secara Klasikal di Bapelkes Diskes DIY. Pelatihan ini bersumber dana APBD Dinas Kesehatan DIY. Peserta berjumlah 30 orang dokter yang berasal dari Puskesmas di 5 Kabupaten/ Kota di DI Yogyakarta.
Pendekatan Praktis Kesehatan Paru diperlukan agar tenaga kesehatan di FKTP mampu menegakkan diagnosis dan tatalaksana Asma dan PPOK dengan cermat dan tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan Asma dan PPOK kepada masyarakat. Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu dalam mengelola program dan layanan pencegahan dan pengendalian Asma dan PPOK di FKTP.Penerapan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru diharapkan dapat meningkatkan kualitas deteksi dini, diagnosis, dan tatalaksana kasus TB, Pneumonia, Asma, dan PPOK secara terintegrasi. Oleh karena hal tersebut, maka diperlukan penerapan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru sebagai salah satu strategi yang dapat digunakan dalam meningkatkan penemuan Asma dan PPOK di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Pendekatan Praktis Kesehatan Paru diperlukan agar tenaga kesehatan di FKTP mampu menegakkan diagnosis dan tatalaksana Asma dan PPOK dengan cermat dan tepat, sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan Asma dan PPOK kepada masyarakat. Dengan demikian diperlukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengendalian Asma dan PPOK dengan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru di FKTP.