Skip to main content
img_berita
Body

Kejadian bencana, seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api tanah longsor, banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini, telah menimbulkan keprihatinan berbagai pihak. Permasalahan gizi pada situasi bencana yang sering terjadi adalah meningkatnya angka kurang gizi, kekurangan zat gizi mikro, dan dalam beberapa konteks kekurangan gizi kronis. Penanganan bencana saat ini mengalami perubahan paradigma yaitu dari responsif menjadi preventif, dari sektoral menjadi multi sektor, dari tanggung jawab pemerintah semata menjadi tanggung jawab bersama, dari sentralisasi menjadi desentralisasi dan dari tanggap darurat menjadi pengurangan risiko bencana.

Penanganan gizi berperan penting dalam penganangan bencana untuk mencegah risiko penurunan status gizi pada kelompok rentan. Pemberian makanan dan asupan gizi yang tidak tepat pada kelompok tersebut dapat meningkatkan risiko kematian khususnya pada bayi dan anak yang menderita kekurangan gizi. Masyarakat umum juga menjadi rentan terhadap masalah gizi apabila dampak bencana dirasakan secara berkepanjangan tanpa penanganan yang tepat. Penangan gizi pada situasi bencana merupakan bagian dari Upaya penanggulangan krisis kesehatan yang diatur pada PMK No 75 Tahun 2019, serta PMK no 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum bidang Kesehatan.

Saat ini gizi bencana masih merupakan hal baru di dalam layanan kesehatan. Kajian kapasitas yang dilakukan setelah bencana tsunami dan gempa di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa respon gizi masih belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah kapasitas dari tenaga gizi dan tenaga kesehatan yang belum terpapar mengenai penanganan gizi bencana yang harus dilakukan secara komprehensif. Agar tersedia tenaga yang mampu melakukan pengelolaan gizi bencana maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas melalui pelatihan. 

Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Pelatihan Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (Bapelkes DIY) telah menyelenggarakan pelatihan Gizi Bencana. Hingga bulan Juli tahun 2024, pelatihan ini telah terselenggara sebanyak 3 angkatan. Pada pelatihan Gizi Bencana angkatan 3 ini, Bapelkes DIY bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 01 – 04 Juli 2024 di Balai Pelatihan Daerah Istimewa Yogyakarta. Peserta berasal dari nutrisionis Puskesmas di wilayah Dinas Kesehatan Sleman. Pembukaan pelatihan dilaksanakan tanggal 01 Juli 2024 di Ruang Arjuna Bapelkes DIY, dibuka oleh Kepala Bapelkes DIY Bapak Sugiharto SKM, MPH dihadiri Ketua Timker Gizi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Bapak Samsu Eko Suhartono, S.Gz dan Kepala Seksi Penyelenggaraan Pelatihan Bapelkes Sri Harini, SKM,MPH.